Jung Woo sampai di rumah diantar pleh Detektif Kim. Detektif Kim kagum
melihat rumah besar milik keluarga Han. Ia ingin tahu apa pekerjaan ayah
Jung Woo. Jung Woo mengatakan kalau ayahnya seorang Presdir. Detektif
Kim senang seharusnya Jung Woo mengatakan itu dari awal. Jung Woo
mengucapkan terima kasih karena Detektim Kim sudah mengantarnya pulang.
Detektif Kim menepuk Jung Woo. Ia mengatakan kalau pekerjaannya itu
seorang detektif jadi ia bisa tahu walau hanya dengan melihat seseorang.
Ia berpesan agar Jung Woo tumbuh dewasa seperti Jung Woo yang sekarang
karena dengan begitu mimpi yang tak bisa ia capai Jung Woo bisa
mencapainya.
Jung Woo tertawa dan bertanya apa impian Detektif Kim. Detektif Kim
berkata kalau impiannya adalah menjadi orang dewasa yang layak. Jung Woo
tak mengerti. Detektif Kim tertawa dan berkata kalau itu impian yang
sulit. Ia juga meminta Jung Woo melindungi Soo Yeon dengan baik.
Keduanya pun saling memberi hormat.
Ada mobil yang tiba disana, mobil Han Tae Joon, ayah Jung Woo. Han Tae
Joon menatap curiga Detektif Kim, pandangannya beralih ke mobil Detektif
Kim. Ia melihat kalau mobil itu ada lampu sirinenya. Jung Woo memberi
tahu kalau Detektif Kim itu polisi.
Detektif Kim mengulurkan tangan dan mengatakan kalau ia ayahnya teman
Jung Woo. Han Tae Joon masa bodoh, ia tak menjabat uluran tangan
Detektif Kim dan hanya bilang oh... ya... dan mengajak Jung Woo masuk.
Detektif Kim bengong, Jung Woo jadi tak enak hati. Detektif Kim menyuruh
Jung Woo masuk dan beristirahat. Sekali lagi Jung Woo mengucapkan
terima kasih.
Detektif Kim berguman kalau Jung Woo itu anak yang baik tapi
ayahnya.
Detektif Kim melihat-lihat sekeliling. Ia melihat disana ada mobil yang
terparkir. Ada dua orang di dalam mobil itu. Detektif Kim penasaran
ingin tahu, ia pun mendekati mobil itu untuk melihat lebih jelas. Ia
melirik melihat nomor plat mobilnya.
Tapi begitu Detektif Kim mendekat orang yang berada di dalam mobil
langsung menyalakan mesin dan tancap gas pergi. Detektif Kim jelas kaget
dan curiga, ia pun mencatat plat nomor mobilnya. Seoul 3824.
Jung Woo dan ayahnya masih berada di luar rumah. Han Tae Joon
mengingatkan putranya bahwa tak baik Jung Woo berteman dengan orang
seperti itu (Detektif Kim) Jung Woo bilang itu karena ayahnya tak
mengenal Detektif Kim, dia orang yang baik.
Tapi Han Tae Joon tak suka, ia tak peduli Detektif Kim itu polisi atau
penjahat karena keduanya tetap berasal dari lingkungan yang sama. Ia
meminta putranya jangan bergaul dengan orang yang tak berguna.
Jung Woo berkata kalau ia hanya tak ingin berbohong pada ayahnya, ia
ingin bertemu dengan Detektif Kim lagi. Tapi ayahnya mengancam apa ia
perlu mengirim Jung Woo kembali ke Amerika lagi. Ia tak membutuhkan anak
yang tak mendengarkan perkatannya. Han Tae Joon menyuruh putranya
masuk.
Jung Woo diam di tempatnya berdiri. Angin dingin berhembus meniup
rambutnya. Ia mendesah menengadahkan wajahnya menatap langit. Ia
mengangkat tangannya merasakan apa hari akan hujan.
Soo Yeon duduk sendirian di tangga depan rumah. Tiba-tiba ada suara
telepon berdering. Soo Yeon segera menawabnya, telepon itu sebelumnya ia
simpan di balik sweaternya.
“Jung Woo?” tanya Soo Yeon dengan suara lirih.
“Mataku berair.” ucap Jung Woo.
Soo Yeon kaget dan bertanya kenapa. Jung Woo berkata kalau ini terjadi
karena angin bertiup dan membuat matanya berair. Soo Yeon menarik nafas
lega ternyata bukan hal buruk yang terjadi.
Jung Woo tertawa dan bertanya Soo Yeon ada dimana. Soo Yeon menjawab
kalau ia berada di tangga depan rumah. Jung Woo heran kenapa berada di
luar apa tak kedinginan. Soo Yeon bilang kalau ia sama sekali tak
kedinginan.
Soo Yeon bertanya bukankah hari ini melelahkan. Jung Woo menjawab tentu
saja ia bahkan tak sempat makan, tapi baginya hari ini benar-benar
menyenagkan. Ia menyukai Paman Detektif dan ibu Soo Yeon sangat
menyenangkan. Ia minta izin bolehkan lain kali mengunjungi rumah Soo
Yeon lagi. Soo Yeon mengangguk membolehkan.
Soo Yeon menulis sesuatu di tembok dan berkata kalau Eun Joo juga
menyukai Jung Woo. Tapi Jung Woo malas membicarakan Eun Joo karena gadis
itu terus-menerus membahas tentang ciuman.
Tiba-tiba Jung Woo terdiam dan teringat ciuman tak terduga yang mendarat
di bibirnya ketika di bus.
Jung Woo meminta Soo Yeon menyiapkan hadiah untuknya karena ia menebak
kalau besok pasti hujan. Soo Yeon bilang tidak akan hujan karena ia
mendengar kalau besok akan turun salju. Jung Woo tak mau itu, ia ingin
sebelum salju pertama turun hujan harus turun terlebih dahulu, “Atau kau
bisa memberikan hadiahnya padaku.”
Soo Yeon tersenyum ia ingin tahu apa yang akan Jung Woo lakukan pada
saat salju pertama turun. Jung Woo berkata, “Aku akan bertemu denganmu,
karena aku hanya punya satu teman, Lee Soo Yeon.”
Soo Yeon tersenyum mendengarnya.
Jung Woo berkata kalau ia tetap berharap besok turun hujan. Ia menyuruh
Soo Yeon masuk ke rumah karena pasti Soo Yeon sekarang kedinginan. Jung
Woo mengucapkan selamat malam. Tapi Soo Yeon tak ingin obrolannya malam
ini dengan Jung Woo berakhir, “Jung Woo?”
Jung Woo tak jadi menutup telepon dan mendengarkan apa yang akan
disampaikan Soo Yeon tapi Soo Yeon diam saja. “Kenapa?” tanya Jung Woo.
Soo Yeon tetap diam mendengarkan suara Jung Woo. Jung Woo heran kenapa
Soo Yeon tak segera bicara, kenapa.
“selamat malam.” Ucap Soo Yeon. Keduanya menutup telepon sambil
tersenyum.
Jung Woo merebahkan tubuhnya ke tempat tidur dan tersenyum lebar. Ia sangat bahagia.
Soo Yeon kembali melanjutkan coretannya di tembok, aku merindukanmu.
Malam itu angin dingin berhembus menerbangkan dedaunan di sepanjang
jalan. Apakah ini pertanda musim dingin segera muncul dan apakah hujan
akan segera datang?
Soo Yeon duduk sendiri di kamar membuka buku hariannya. Di sudut tiap
halaman ia menggambarnya dengan sepasang kekasih dimana sang pria
membawa payung dan yang perempuan berdiri menunggu.
Jung Woo berfoto bersama adik perempuannya, Ah Reum. Keduanya tampak senang berpose bersama dan bergantian.
Jung Woo menatap langit yang tampak mendung ia menengadahkan tangannya memastikan apakah hujan akan datang hari ini.
Soo Yeon berada di kamar menulis buku hariannya.
Dia datang, dia tak datang... dia datang, dia tak datang...
Jung Woo sedang menunggu hujan turun tapi aku menunggu salju pertama
turun. Aku tak pernah menunggu apapun dalam hidupku. Aku selalu
memikirkan melarikan diri. Tapi sekarang, aku suka menunggu. Dan juga,
aku menyukai Jung Woo. Aku benar-benar menyukainya. Jung Woo bagaimana
denganmu?
Soo Yeon menoleh ke jendela dan tersenyum senang karena hujan turun.
Jung Woo juga senang bukan main hujan turun. Ia berlari keluar rumah mengenakan jas hujan kuning.
Soo Yeon membuka tiap laci mencari payung kuningnya tapi tak juga
ketemu. Ia bertanya pada Eun joo apa melihat payung kuning miliknya. Eun
Joo bilang kalau ia melihatnya. Soo Yeon tanya dimana.
Soo Yeon menunggu kedatangan ibunya di luar rumah, Ibu datang setelah
berbelanja mengenakan payung dan kesal kenapa sekarang turun hujan.
Soo Yeon langsung berlari menghampiri ibunya. Ibu heran apa Soo Yeon
sengaja akan menjemputnya, ia meminta Soo Yeon membawakan belanjaan.
Tapi Soo Yeon malah menggapai payung dan menyuruh ibunya cepat masuk.
Ibu menunjukan sesuatu pada Soo Yeon, amplop berisi uang. Ibu bilang
kalau Detektif Kim memberinya uang.
Tapi Soo Yeon tak ingin bicara panjang lebar dengan ibunya. Ia melihat
ibunya sudah basah kuyup tapi ibu tak peduli karena hari ini ulang
tahunnya ia akan menyiapkan makan malam yang enak dan Detektif Kim
bilang dia juga akan pulang lebih awal.
Soo Yeon minta maaf pada ibunya dan segera berlari.
Ibu berteriak Soo Yeon mau kemana. Soo Yeon berkata kalau ia akan segera
kembali. Ibu kembali berteriak, “Kau akan bertemu dengan Jung Woo kan?”
Soo Yeon menjawab ya sambil berlari dan berkata kalau ia akan segera
kembali.
Soo Yeon berhenti berlari, ia teringat sesuatu. Ia merogoh saku sweater
mengambil jepit jemuran yang sudah menjadi jepit rambutnya. Ia
menjepitkan itu ke rambutnya dan tersenyum bahagia.
Jung Woo dan Soo Yeon terus berlari bahagia di bawah guyuran hujan.
Jung Woo berhenti berlari karena ia melihat percikan api di lampu yang
kemarin ia perbaiki bersama Soo Yeon. Jung Woo melihat lebih dekat,
lampu itu beberapa kali memercikan api.
Tiba-tiba ada seseorang yang membekap Jung Woo dengan sapu tangan, Jung
Woo meronta. Soo Yeon sampai di sana dan terheran-heran siapa orang yang
dibekap itu, akhirnya ia menyadari kalau orang itu Jung Woo yang akan
diculik. “Jung Woo!” teriak Soo Yeon.
Si penculik terkejut karena ada seseorang yang melihat. Jung Woo terus
meronta tapi lama-kelamaan lemas dan tak sadarkan diri karena sapu
tangan itu sudah diberi obat bius.
Soo Yeon berteriak, ”Paman apa yang kau lakukan? siapa kau? kenapa kau melakukan itu?”
Penculik itu memasukan Jung Woo yang sudah tak sadar ke dalam mobil dan menyuruh temannya untuk segera menjalankan mobilnya.
Soo Yeon menjatuhkan payungnya dan berlari mengejar mobil penculik sambil berteriak memanggil Jung Woo.
Penculik 1 kesal karena apa yang ia lakukan sekarang ada saksi matanya,
ia menyuruh temannya, si penculik 2 untuk menghentikan mobilnya. Ia
bilang kalau Soo Yeon sudah melihat wajahnya.
Mobil berhenti, Soo Yeon terkejut dan ikut berhenti berlari. Soo Yeon
menyadari kalau ini juga tak baik untuknya, ia bergerak mundur
ketakutan. Tangannya gemetaran. Tapi ia ingin menolong Jung Woo. Ia pun
memutuskan untuk mendekati mobil itu.
Soo Yeon melihat Jung Woo yang tak sadarkan diri melalui kaca mobil. Ia
berteriak memanggil nama Jung Woo. Ia berusaha sekuat tenaga membuka
pintu mobil tapi tak bisa penculik itu menguncinya.
Soo Yeon berputar ke pintu lain dan mencba membukanya tapi tak bisa,
penculik 1 menahan geram. Tiba-tiba pintu terbuka, Soo Yeon terkejut dan
ia pun ditarik masuk ke dalam mobil.
Payung Soo Yeon tertiup angin kesana kemari dan berhenti di bawah tiang lampu.
Perawat Jung Hye Mi menghubungi si penculik dan berpesan agar semuanya jangan sampai gagal dan jangan main-main.
Hye Mi melihat kalau Hyung Joon tengah meminum obat. Ia melirik ke arah
kalung yang dikenakan Hyung Joon dan berkata kalau Hyung Joon akan
bertemu dengan Ibu Hyung Joon. Jadi ia minta Hyung Joon bersiap-siap.
Perawat Jung memarkirkan mobil di depan rumah sakit. Kamar rawat Hyun
Joo dekat dengan jalan jadi Hyun Joo bisa melihat kedatangan mobil Hye
Mi. Apalagi Hye Mi memberi tanda dengan menyalan lampu beberapa kali.
Hyung Joon melihat keluar melalui kaca mobil, ia berusaha mencari-cari
kamar rawat ibunya.
“Ibu...” sebut Hyung Joon melihat seorang wanita berada di tepi jendela
tengah menatapnya.
Hyung Joon membuka pintu mobil. Ia berjalan dibawah guyuran hujan sambil
menyeret kaki kanannya yang masih terluka. Hye Mi mengejar dan
menahannya. Hyung Joo meronta ia ingin bertemu ibunya. Hyun Joo menangis
melihat putranya.
Hyun Joo sadar kalau apa yang dilakukannya ini untuk menyelamatkan
putranya. Dengan berat hati ia memberi kode anggukan pada Hye Mi. Hye Mi
mengerti ia pun mengangguk. Hye Mi menarik Hyung Joon agar kembali
masuk ke mobil. Hyun Joo menangis karena ia harus berpisah dengan
putranya.
Tangis Hyun Joo tiba-tiba terdiam karena ia mendengar ada yang masuk ke
kamar rawatnya. Ia pun segara menghapus air matanya dan bersikap wajar.
Direktur Nam datang.
Direktur Nam tanya apa putra Hyun Joo datang. Hyun Joo tak menjawabnya
ia malah meminta Direktur Nam untuk memanggilkan Han Tae Joon.
Han Tae Joon menerima telepon dari Direktur Nam, ia mengerti dan akan
segera kesana. Han Tae Joon tersenyum sinis, ia menebak kalau apa yang
ia inginkan akan terpenuhi.
Mobil Detektif Kim berhenti tepat dimana payung Soo Yeon ditemukan oleh
Eun Joo. Eun Joo mengatakan ketika ia pulang dari toko buku payung ini
ada disini. Jadi untuk berjaga-jaga ia tetap disini. Bukankah ini payung
milik Soo Yeon, payung Lee Soo Yeon yang terkenal.
Eun Joo merasa kalau Soo Yeon tak mungkin membuang payung ini apalagi
ditengah hujan. Detektif Kim mencaoba berfikir apa yang terjadi, ia
bertanya bagaimana dengan ibu Soo Yeon. Eun Joo bilang kalau ia langsung
menelepon ayahnya begitu ia melihat payung ini. Eun Joo berkata kalau
Soo Yeon akan menemui Jung Woo dan Jung Woo tak menjawab teleponnya.
Detektif Kim berkata kalau ia akan mencoba mencari Soo Yeon. Ia minta
Eun Joo jangan khawatir dan lebih baik menunggu di rumah saja. Ia
berpesan agar Eun Joo jangan mengatakan apa-apa pada ibu Soo Yeon. Eun
Joo bilang tentu saja tahu tentang hal ini karena ia putri seorang
detektif ia tak akan memberi tahu Ibu Soo Yeon. Detektif Kim jadi
bertanya-tanya kemana perginya kedua anak ini (Soo Yeon dan Jung Woo)
Jung Woo disekap disebuah gudang kosong, tangannya diikat di belakang.
Jung Woo tersadar ia mencoba untuk bangun tapi sulit karena tangannya
diikat.
Terdengar siulan seseorang, penculik itu bersiul.
Jung Woo waspada melihat sekeliling. Ia melihat ada bayangan seseorang,
Jung Woo panik dan ketakutan. Ia ingat kalau ia membawa ponsel di saku
celananya. Ia pun berusaha mengambil ponselnya dengan tangan terikat
lalu menekan panggilan cepat nomor 1 tapi ia tak tahu bagaimana caranya
berbicara dengan ponsel yang jauh seperti ini.
\
Tiba-tiba ada suara seseorang merintih, Jung Woo menoleh ke samping dan
melihat kalau tak jauh dari tempatnya berada Soo Yeon tersadar dari
pingsannya dalam keadaan terikat pula. “Soo Yeon...” panggil Jung Woo
lirih.
Soo Yeon terdiam beberapa saat tak percaya dengan apa yang didengarnya.
Jung Woo kembali memanggil Soo Yeon tetap dengan suara lirih. Soo Yeon
menoleh ke arah Jung Woo.
Keduanya menitikan air mata, Jung Woo beringsut mendekat kearah Soo
Yeon. Soo Yeon pun demikian.
Jung Woo bertanya kenapa Soo Yeon ada disini, Soo Yeon menangis dan
menjawab kalau ia ingin menyelamatkan Jung Woo. Jung Woo ikut menangis
karena dirinya Soo Yeon jadi ikut menderita.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang mendekat ke arah keduanya. Jung Woo
dan Soo Yeon melihat si penculik 2 menyeret kursi menuju meja yang sudah
disiapkan bersama barang-barang pelengkap narkoba-nya.
Soo Yeon ketakutan, Jung Woo mendekat ke arah Soo Yeon berusaha
melindungi agar gadis ini tak terlihat ketakutan.
Si penculik 2 menikmati narkobanya. Soo Yeon dan Jung Woo memejamkan
mata berusaha tak melihat apa yang penculik 2 itu lakukan. Keduanya
menitikan air mata.
Penculik 2 ini melihat kaki Soo Yeon dan Jung Woo yang bergerak sambil
terus bersiul.
Jung Woo dan Soo Yeon mencoba melirik apa yang dilakukan si penculik 2. Si penculik sedang santai menikmati narkobanya.
Jung Woo menatap Soo Yeon sambil menangis dan mengajak Soo Yeon pulang. Soo Yeon mengangguk menitikan air mata.
Jung Woo melihat sekeliling dan menemukan pecahan botol. Ia mendapatkan
ide untuk melepas ikatan di tangan. Ia bergerak ngesot mendekati pecahan
botol. Jung Woo mengambil satu pecahan botol.
Han Tae Joon menemui Kang Hyun Joo di rumah sakit. Di kamar itu Hyun Joo
tengah menyelesaikan hasta karya dari selang infus. Hyun Joo berkata
kalau Han Tae Joon bukanlah orang yang penting. Han Tae Joon mencibir
apa Hyun Joo menghubunginya hanya untuk mengatakan itu.
Hyun Joo berkata kalau ia harus keluar dari sini jadi ia minta Han Tae
Joon membawakan pakaiannya. Han Tae Joon berkata kalau Hyun Joo juga
pada akhirnya sudah menjadi gila setelah tinggal di rumah sakit jiwa
ini.
Hyun Joo menatap marah, apalagi yang bisa ia lakukan untuk menghadapi
orang gila seperti Han Tae Joon maka ia juga harus menjadi orang gila
seperti Han Tae Joon. “Apa anakmu bernama Jung Woo? Han Jung Woo?”
Hyun Joo melempar hasta karya buatannya ke lantai “Berikan ini padanya kalau kau menemukannya....”
Han Tae Joon memandang benda yang dilempar Hyun Joo. Ia terlihat terkejut dan marah, kau...
Hyun Joo berkata kalau kemungkinan Jung Woo belum mati. Han Tae Joon
ingat kalau ucapan yang barusan pernah ia ucapkan pada Hyun Joo. Ia pun
bergegas keluar.
Han Tae Joon menghubungi istrinya di rumah yang tengah memasker wajah.
Ia menanyakan keberadaan Jung Woo. Hwang Mi Ran menjawab kalau Jung Woo
ada di kamarnya, Han Tae Joon meminta istrinya memberikan telepon pada
Jung Woo, ia ingin bicara dengan putranya.
Mi Ran heran apa terjadi sesuatu. Han Tae Joon tak mau berlama-lama dan
membentak istrinya agar cepat memberikan telepon pada Jung Woo.
Kang Hyun Joo sudah berganti pakaian, tiba-tiba Han Tae Joon kembali
masuk ke kamar rawatnya. Hyun Joo berkata kalau Han Tae Joon tak perlu
mengantarnya pulang karena setelah ia meninggalkan tempat ini dengan
aman, Han Tae Joon akan bisa melihat Jung Woo.
Tapi dengan cepat anak buah Han Tae Joon memegangi Hyun Joo agar tak
kabur.
Hyun Joo meronta, apa yang kau lakukan. Han Tae Joon berkata bahwa ia
tak peduli Hyun Joo membunuh Jung Woo atau tidak tapi yang pasti ia akan
mendpatkan putra Hyung Joon.
\
Hyun Joo marah, “Han Tae Joon... apa kau pikir aku tak bisa
melakukannya? Kalau aku tak keluar dari sini sekarang, Jung Woo
benar-benar akan mati.”
Hyun Joo mengingatkan kalau ia tak hanya sekedar mengancam. Han Tae Joon
tak mempan dengan ancaman Hyun Joo, apa Hyun Joo pikir ia takut dengan
ancaman seperti ini. Ia menyuruh anak buahnya membawa Hyun Joo dan
berpesan jangan pernah membiarkan Hyun Joo melihat sinar matahari lagi.
Hyun Joo menantang, “Baik silakan bunuh aku. Kau akan kehilangan uang
dan anakmu. Meskipun aku mati dan masuk ke neraka, aku akan membawa
uangmu bersamaku. Jadi hati-hatilah.” Hyun Joo berjanji dengan nyawanya,
ia memastikan kalau ia akan membuat Hyung Joon berhasil dengan uang Han
Tae Joon. Hyun Joo diseret keluar.
Han Tae Joon bergegas menuju mobil bahkan ia menolak dipayungi oleh anak
buahnya padahal hari tengah hujan. Ia terburu-buru masuk ke mobilnya.
Setelah mobil Han Tae Joon pergi, mobil Jung Hye Mi tetap disana. Ia
menunduk ketika mobil Han Tae Joon melintas, ia menerima telepon dari si
penculik yang mengabarkan bahwa ada anak lain yang mereka bawa selain
Jung Woo.
Hyung Joon mencoba bangun dan melihat kamar tempat ibunya di rawat.
Lampu ruang perawatan tiba-tiba dipadamkan. Hyung Joon terkejut dan
menyebut ibunya.
Si penculik menginginkan Hye Mi segera membawa Jung Woo dan Soo Yeon
karena kedua anak ini polisi bisa saja menangkap mereka.
Hyung Joo mencoba membuka pintu mobil tapi tak bisa pintunya terkunci.
Ia meminta Hye Mi membukakan pintu mobil. Hye Mi berkata pada si
penculik agar menunggu sebentar, tak peduli apa yang dilakukan polisi ia
harap agar si penculik menahan Han Jung Woo.
Hye Mi menjalankan mobilnya, Hyung Joon berteriak meminta dibukakan
pintu. Ia terus memanggil ibunya. Hyung Joon mnyuruh Hye Mi menghentikan
mobil. Hye Mi memarahinya, “Apa kau ingin mati? Diam! kau tak bisa
melihat ibumu lagi. ibumu sudah mati.”
Hyung Joon tak percaya. Hye Mi berkata apa Hyung Joon pikir kalau Han
Tae Joon akan membiarkan ibu Hyung Joon tetap hidup. “Dia membunuh
ayahmu dan menyakiti kakimu seperti itu, kalau kita tertangkap kita akan
mati.”
Hyung Joon berteriak histeris sambil memukul-mukul Hye Mi yang sedang
menyetir. Hye Mi berkata kalau sekarang tak ada lagi orang yang rela
mati untuk Hyung Joon. Ia berjanji kalau ia pasti akan mendapatkan Jung
Woo dan setelah mendapatkanya ia bisa melakukan apapun. Ia akan
melakukan apapun yang ia bisa dan meninggalkan tempat ini bersama Hyung
Joon.
Han Jung Woo terus berusaha memotong tali yang mengikat tangannya dengan
pecahan botol. Telapak tangannya sudah terluka dan berlumuran darah
tapi tali itu masih belum bisa putus. Ia malah beberapa kali terluka
karena tertusuk pecahan botol.
Soo Yeon khawatir, Jung Woo meminta Soo Yeon menunggu karena ia juga
akan segera melepaskan Soo Yeon. Soo Yeon meminta pecahan botol ia juga
ingin mencobanya tapi Jung Woo melarang karena ini akan melukai Soo
Yeon. Jung Woo beberapa kali tertusuk pecahan botol, Soo Yeon menatapnya
khawatir.
“Apa yang kau lakukan?” tiba-tiba penculik 2 bertanya. Keduanya menoleh
kaget. Penculik 2 yang berada di bawah pengaruh narkoba mendekat ke arah
keduanya.
Jung Woo dan Soo Yeon cemas sekaligus ketakutan. Keduanya saling mendekat dan menggenggam tangan kuat-kuat.
Jung Woo memohon pada penculik 2 agar menghubungi ayahnya. Ia yakin
kalau ayahnya akan melakukan apa saja. Jung Woo memohon, “Tolong
bebaskan kami, biarkan kami pulang!”
Si penculik 2 menatap Soo Yeon dan secepat kilat menggapai kedua kaki
Soo Yeon dengan tangan dan menariknya. Genggaman tangan keduanya pun
terlepas, Jung Woo berteriak memanggil nama Soo Yeon.
Soo Yeon berteriak meronta, penculik 2 menyuruh Soo Yeon diam, ia akan
melepaskan Soo Yeon. Soo Yeon berteriak meronta dan berusaha melawan.
Jung Woo berteriak, hentikan. Jangan lakukan itu... kumohon bebaskan
kami. Kumohon bebaskan kami. Jung Woo berteriak ketika melihat penculik 2
ini akan melampiaskan hawa nafsunya pada Soo Yeon.
Penculik 2 kesal karena Jung Woo terus berteriak, ia marah dan menendang
perut Jung Woo. Tutup mulutmu. Jung Woo merasakan sakit yang tertamat
sangat di perut dan dadanya. Penculik 2 pun memlester mulut Jung Woo
agar tak bersuara. Penculik 2 pun kembali menendang perut Jung Woo.
Ketika si penculik 2 berbalik, plok... sebuah kayu mendarat di
kepalanya. Soo Yeon yang memukulnya. Hentikan ucap Soo Yeon ketakutan
dengan tangan gemetaran memegang kayu. Penampilannya sudah berantakan.
Soo Yeon yang ketakutan berjalan mundur sambil mengacungkan kayu
pemukul, “Jangan mendekat, pergi. PERGI.”
Jung Woo berusaha mengiris tali yang masih mengikat tangannya.
Soo Yeon menatap penculik dengan wajah ketakutan dan suara yang
gemetaran, “Apa kau tahu siapa aku? Ayahku. Ayahku seorang pembunuh.”
Soo Yeon menangis berteriak, “Aku anak seorang pembunuh. Apa kau
mengerti maksudku?” Soo Yeon terus mundur ketakutan. “Aku juga, aku juga
bisa membunuh. Jangan mendekat, aku benar-benar akan membunuhmu.”
Soo Yeon memukulkan tongkat kayunya sampai kayu itu terjatuh. Sepertinya
si penculik 2 ini menepis pukulan Soo Yeon dan akibatnya Soo Yeon
mendapatkan tamparan yang sangat keras hingga membuatnya tersungkur.
Jung Woo mencoba berteriak agar penculik itu tak melakukan hal buruk
pada Soo Yeon tapi apa daya ia tak bisa berteriak atau menolong Soo Yeon
karena tangannya masih terikat. Yang ia lakukan adalah secepatnya
mengiris tali yang mengikat tangannya untuk menolong gadis tak berdaya
ini.
Di depan mata Jung Woo penculik 2 melampiaskan hawa nafsunya pada gadis
malang ini. Soo Yeon berteriak meminta dilepaskan. Jung Woo berteriak
histeris menangis memohon agar penculik 2 jangan melakukannya pada Soo
Yeon. Jung Woo menangis marah karena ia tak bisa berbuat apa-apa untuk
menolong Soo Yeon.
Tiba-tiba pintu terbuka, penculik 1 datang dan tepat saat itu tali yang
mengikat Jung Woo lepas. Penculik 1 terkejut melihat perbuatan rekannya,
ia memarahi dan memukuli temannya.
Jung Woo mencoba berdiri dengan kakinya, tapi kakinya terasa lemas ia seperti tak mampu berdiri.
Jung Woo melihat Soo Yeon yang tergeletak tak berdaya. Ia menangis
melihatnya, tubuh Soo Yeon penuh dengan luka. Bibir Soo Yeon tak bisa
bergerak, padahal sepertinya ia ingin memanggil Jung Woo, tatapan mata
Soo Yeon sungguh mengenaskan.
Jung Woo melihat pintu gudang terbuka dan kedua penculik itu sedang
berkelahi. Ada kesempatan untuk kabur, ia beralih menatap Soo Yeon yang
tergeletak tak berdaya. Ia mencoba menimbang-nimbang, apa yang harus
dilakukannya. Haruskah ia pergi cepat dan mencari bantuan ataukah pergi
membawa Soo Yeon. Tapi ia takut kalau tertangkap lagi.
Jung Woo menangis dilema, ia pun memutuskan untuk pergi lebih dulu
mencari bantuan. Dengan langkah berat ia berusaha untuk keluar dari
gudang penyekapan dan berlari jauh.
“Jung Woo....” sebut Soo Yeon lirih melihat Jung Woo meninggalkannya
yang sudah tak berdaya. So Yeon menangis melihat Jung Woo
meninggalkannya dalam keadaan seperti ini.
Jung Woo berusaha lari secepatnya, ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya karena tendangan si penculik.
Tiba-tiba langkah Jung Woo terhenti, ia melihat butir-butir salju turun. Salju pertama yang selalu ditunggu Soo Yeon.
Ia pun teringat ucapan Soo Yeon, “Han Jung Woo, apa yang akan kau lakukan saat salju pertama turun?”
“Aku akan menemuimu, karena kau satu-satunya temanku, Lee Soo Yeon.”
Jung Woo menangis merasakan sesak di dadanya. Ia sudah berjanji pada Soo
Yeon bahwa ketika ia melihat salju pertama turun ia akan menemui Soo
Yeon tapi ia bimbang kalau ia kembali berarti ia menyerahkan diri pada
penculik. Ia hanya bisa menangis, ia ingin berteriak untuk menumpahkan
segala kepiluannya. Turunnya salju pertama yang ia dan Soo Yeon lalui
sungguh menyedihkan.
Jung Woo menoleh ke belakang tiba-tiba ada cahaya lampu mobil, penculik
itu mengejarnya. Jung Woo sekuat tenaga berusaha untuk tak tertangkap.
Jung Woo melompati pagar untuk menghindari kejaran si penculik. Penculik
1 keluar dari mobil mengejar Jung Woo. Ia menyuruh temannya si penculik
2 untuk memakai mobil guna menghalangi Jung Woo yang berusaha kabur.
Jung Woo lari diantara rerimbunan pohon di hutan yang gelap. Penculik 1
terus mengejarnya. Jatuh bangun Jung Woo berusaha menghindar agar tak
tertangkap. Penculik 2 menggunakan mobil untuk mencegat Jung Woo.
Penculik 2 keluar dari mobilnya dan ikut mengejar Jung Woo.
Jung Woo sampai di sebuah stasiun kereta api, ia bersembunyi di bawah
gerbong kereta. Kedua penculik itu berpencar, penculik 1 bersikap manis
dengan mengatakan kalau ia bukan orang jahat jadi ia minta Jung Woo
keluar dari persembunyian.
Jung Woo mengintip tapi sesaat kemudian ia kembali bersembunyi. Si
penculik meminta Jung Woo berhenti membuatnya marah dan lebih baik
keluar dari persembunyian.
Jung Woo gemetaran dan ketakutan saat penculik 1 melewati tempatnya
bersembunyi. “Kalau kau tertangkap kau benar-benar mati.” kata penculik 1
yang tak juga menemukan Jung Woo. Jung Woo berusaha menahan mulutnya
agar tak bersuara.
Penculik 1 celingukan mencari, “Jung Woo bukankah kau harus membawa
kembali pacarmu?” Ketika dirasa cukup aman Jung Woo pun segera lari dari
sana.
Soo Yeon masih tergeletak tak berdaya dengan luka di sekujur tubuhnya.
Ia merasakan butir salju mendarat di wajahnya, ia melihat dengan jelas
salju pertama yang ia nantikan turun. Tatapannya kosong menunggu
kedatangan Jung Woo.
Jung Woo sampai di pemukiman penduduk tapi wilayah itu terlihat sangat
sepi. Jung Woo mengetuk tiap pintu rumah mencari bantuan. Tapi tak ada
sahutan dari tiap rumah.
Jung Woo menatap jalanan malam dengan bangunan yang sepi. Ia menoleh dan melihat ada telepon umum.
Dengan tangan gemetaran Jung Woo memasukan koin tapi naas koinnya
terjatuh karena tangannya yang gemetaran ia
mengambil koinnya kembali dan mencoba memasukannya lagi. Ia menghubungi
ayahnya.
Jung Hye Mi bicara di telepon dengan penculik itu dan berkata kalau ia
akan segera tiba. Tapi sesaat kemudian ia terkejut karena mendengar Jung
Woo kabur.
Direktur Nam menunggu perintah dari Han Tae Joon. Ia akan memeriksa ini
dengan bantuan para detektif. Mereka harus menemukan Jung Woo
secepatnya. Tapi Han Tae Joon meminta Direktur Nam menutup mulut jangan
membesar-besarkan masalah. Kalau perawat Jung yang membawa Jung Woo, dia
pasti akan menghubunginya.
Telepon di mobilnya berdering, Jung Woo yang menghubunginya. Jung Woo
yang menangis ketakutan langsung memberi tahu ayahnya kalau Soo Yeon
berada di dalam gudang, gudang yang ada di hutan.
Han Tae Joon bertanya dimana lokasi Jung Woo sekarang. Jung Woo melihat
sekeliling dan menemukan baliho yang ada tulisannya. Ia menjawab kalau
ia berada di Soosung, ada sebuah stasiun kereta api.
Jung Woo ketakutan dan terus menangis karena disana tak ada orang sama
sekali. “Ayah kita harus menyelamatkan Soo Yeon. Dia berada dalam gudang
di hutan.”
Han Tae Joon terlihat marah, ia memerintahkan anak buahnya untuk
menangkap penjahat itu. Ia menyuruh anak buahnya untuk memanggil
bantuan.
Dengan tangan yang masih gemetaran Jung woo menekan 112, ia mencoba
menghubungi kepolisian. Jung Woo memohon meminta tolong, ia mengatakan
kalau ia sedang tak bercanda dan bukan lelucon. “Tolong hubungi Detektif
Kim di Gangnam. Kami diculik. Temanku sedang dalam bahaya.”
Mereka menanyakan keberadaan lokasi Jung Woo. Jung Woo menoleh dan terkejut melihat sesuatu, ia menjatuhkan gagang teleponnya.
Ada tangan yang mengambil gagang telepon yang menggantung, ah penculik 1. Ia menutup teleponnya.
Penculik 1 dan 2 celingukan mencari keberadaan Jung Woo. Keduanya yakin
kalau Jung Woo belum jauh dari sana. penculik 1 marah karena Jung Woo
menelepon pihak kepolisian. Ia menyuruh temannya segara menemukan Jung
Woo dan cepat pergi sebelum tertangkap. Penculik 2 kesal, tunggu saja
sampai aku menangkapnya.
Keduanya mendengar sesuatu yang terjatuh. Jung Woo bersembunyi di balik
tirai sebuah kedai. Lalu tiba-tiba brak.... tirainya dibuka Jung Woo
terkejut melihat penculik menemukannya.
Detektif Kim mendatangi rumah Jung Woo untuk mencari tahu keberadaan Soo
Yeon. Ia memohon ingin bertemu dengan Jung Woo karena anaknya belum
sampai di rumah. Tapi pihak dari dalam rumah mengatakan kalau Jung Woo
sedang tidur dan menyuruh Detektif Kim kembali besok.
Detektf Kim tak menyerah begitu saja, ia berteriak memanggil Jung Woo.
Tiba-tiba teleponnya berdering. Detektif Kim bertanya apa ada yang
menghubungimu. siapa? Detektif Kim terkejut. Ia pun bertanya apa benar
kalau itu Han Jung Woo. Darimana dia menelepon.
Jung Woo dipukuli karena mencoba kabur. Penculik 2 sangat kesal dan
berulang kali menendang Jung Woo. penculik 1 meminta rekannya membawa
Jung Woo dan bereskan anak perempuan itu.
Jung Woo memohon agar kedua penculik ini tak melakukan hal yang buruk
pada Soo Yeon. Ia menangis memohon agar membebaskannya bersama Soo Yeon.
Penculik bertanya apa ia tadi mengatakan kalau ia akan membunuh Jung
Woo kenapa memohon begitu karena mereka tak akan membunuh Jung Woo.
Jung Woo melihat kalau penculik 2 akan pergi, ia menarik kaki penculik 2
dan memohon. Si penculik 2 makin kesal dan beniat menendang Jung Woo
lagi tapi penculik 1 mencegahnya dan berkata kalau keduanya harus
menerima uangnya.
Penculik 2 yang kesal segera pergi dengan langkah sempoyongan karena
pengaruh narkoba deh kayaknya. Penculik 1 kesal karena temannya ini
berani memukul anak-anak.
Penculik 1 mencoba membangunkan Jung Woo. Ia mengatakan kalau ia dan
temannya tak sejahat itu kalau Jung Woo tetap diam Jung Woo akan
selamat. Jung Woo memohon agar Soo Yeon dibebaskan.
Penculik 1 lelah dengan ocehan Jung Woo. Ia hilang kesabaran dan
mencengkeram baju Jung Woo. Tapi tiba-tiba ada beberapa mobil yang
datang. Penculik 2 yang belum jauh dari sana terkejut dan bersembunyi.
Tenyata itu rombongan ayah Jung Woo.
Penculik 1 panik dan menahan leher Jung Woo mengancam mereka semua
jangan bergerak. Tapi dengan cepat anak buah Han Tae Joon melumpuhkan si
penculik 1. Penculik 2 yang bersembunyi segera kabur menyelamatkan
diri. Penculik 1 mengaku salah dan mengatakan kalau ia hanya melakukan
apa yang disuruh kepadanya, ia bilang kalau ia tak tahu apa-apa.
Jung Woo menghampiri ayahnya, sambil menangis ia mengatakan kalau Soo
Yeon berada dalam bahaya. Ia memohon ayahnya menyelamatkan Soo Yeon.
Han Tae Joon menatap Direktur Nam. Direktur Mam mengangguk mengerti, ia
membawa beberapa anak buahnya ke suatu tempat.
Melihat Diretur Nam pergi Jung Woo bilang kalau ia juga ingin ikut menolong Soo Yeon. Ia tahu dimana Soo Yeon berada.
Tapi Han Tae Joon menahan putranya, “Kalau kau mau menemukan temanmu, dengarkan aku.”
Jung Woo memberi tahu kalau masih ada pelaku yang lain. Mereka harus
menangkap pelaku yang kedua itu sebelum penjahat itu membawa pergi Soo
Yeon. “Ayah aku tahu itu, aku harus pergi. Bajingan itu...” Jung Woo
menangis tak sanggup melanjutkan kata-katanya. “Kubilang aku harus
pergi.”
Plok.. Jung Woo mendapatkan tamparan dari ayahnya. Han Tae Joon
berteriak memerintahkan anak buahnya agar membawa Jung Woo pulang. Jung
Woo memohon pada ayahnya agara menyelamatkan Soo Yeon. Jung Woo
dimasukkan paksa ke dalam mobil.
Ponsel penculik 1 berdering si penculik cemas apalagi Han Tae Joon
menatapnya tajam. Siapa yang menelepon? siapa lagi kalau bukan perawat
Jung Hye Mi.
Perawat Jung kesal karena mereka tak mengangkat teleponnya. Tapi
penculik itu menelepon balik. Hye Mi langsung bertanya apa mereka
berhasil menangkap Jung Woo. penculik 1 menjawab ya dan bertanya apa Hye
Mi sudah menyiapkan uangnya. Ia akan membawa Jung Woo ke hadapan Hye Mi
sekarang.
Ternyata yang memegangi ponsel si penculik adalah anak buah Han Tae
joon. Hye Mi masih belum percaya apa benar mereka sudah menangkap
kembali Jung Woo. Tapi tiba-tiba terdengar oleh Hye Mi suara Jung Woo
berteriak memanggil, Ayah ayah ayah. Sadarlah ia kalau Han Tae Joon
sudah berada disana.
Tiba-tiba ada seseorang yang melintas di jalan tepat di depan mobil yang
dikendarai Hye Mi melaju. Hye Mi ngerem mendadak dan hampir menabrak
orang itu, yang ternyata Lee Soo Yeon.
Dengan tubuh lemas Soo Yeon berusaha mengangkat kepala meminta tolong.
Hye Mi dan Hyung Joon terkejut kalau itu adalah Soo Yeon. Hye Mi pun
teringat ucapan si penculik kalau ada anak lain yang mereka bawa, ia pun
menyadari kalau yang dimaksud dengan anak yang lain adalah Soo Yeon.
Dengan kondisi tak berdaya Soo Yeon memohon Hye Mi menyelamatkannya.
Tapi Hye Mi malah memundurkan mobilnya, ia menyuruh Hyung Joon
mengenakan sabuk pengaman.
Soo Yeon tergeletak di tanah dingin penuh salju. Hyung Joon jelas
terkejut dengan tindakan yang akan dilakukan Hye Mi. Dengan sisa tenaga
yang dimiliki Soo Yeon mencoba untuk berdiri.
Hye Mi memasukan gigi mobil. Hyung Joon ketakutan, apa yang akan Hye Mi
lakukan? Kenapa mau melakukannya. Hye Mi berkata kalau Soo Yeon
mengetahui wajah pelakunya, kalau mereka menyelamatkan Soo Yeon maka ia
dan Hyung Joo pasti akan dibunuh.
Hye Mi mamacu mobilnya, Soo Yeon yang mencoba berdiri dengan sisa
tenaganya terkejut melihat mobil yang meluncur cepat ke arahnya.
Direktur Nam berada di gudang tempat anak-anak itu disekap. Ia
menyalakan korek. Anak buahnya sudah mengumpulkan barang-barang yang
bisa menjadi bukti. Mereka menyiram barang-barang itu menggunakan minyak
tanah. Terlihat jepit milik Soo Yeon tertindih.
Direktur Nam membungkus sweater milik Soo Yeon dan ponsel Jung Woo. Ia
melemparkan korek ke tumpukan barang yang sudah diberi minyak. Api
menjalar menghanguskan barang bukti, seperti tali dan jas hujan kuning
milik Jung Woo.
Detektif Kim akan menuju tempat yang dimaksud petugas kepolisian, tapi
lajunya terhambat karena ada kereta lewat. Ia menatap kejauhan dan
melihat kepulan asap. Ia menatapnya heran. Detektif Kim keluar dari
mobilnya ingin melihat lebih jelas kepulan asap apa itu.
Setelah kereta melintas ada beberapa mobil yang lewat, ya itu mobil yang
membawa Han Tae Joon dan Jung Woo. Tapi sayangnya pandangan Detektif
Kim tertuju pada kepulan asap, ia tak menyadari siapa yang berada di
dalam mobil yang lewat.
Tapi tidak dengan yang berada di dalam mobil. Han Tae Joon mengenali
Detektif Kim, ia heran kenapa Detektif Kim bisa berada disini. Jung Woo
melihat sekilas tapi ia tak bisa berbuat banyak.
Eun Joo yang sedang membaca buku harian Soo Yeon sambil menerima telapon
dari ayahnya dan mengatakan kalau Jung Woo tak menelepon. Ia bertanya
apa ada masalah. ia menanyakan keberadaan ayahnya.
Ibu Soo Yeon masuk Eun Joo langsung menutup teleponnya. Ibu melihat
kalau Eun Joo baru saja menerima telepon, ia bertanya apa itu telepon
dari Detektif Kim apa yang dikatakannya, apa Detektif Kim menemukan Soo
Yeon.
Eun Joo menjawab tidak, ia berbohong bilang kalau Soo Yeon tak ada di
rumah sakit. Ia berfikir kalau yang dialami Soo Yeon bukanlah kecelakaan
mobil. Ibu menarik nafas cemas, “Kalau begitu apa yang dilakukannya
sampai larut begini?”
Ibu menyuruh Eun Joo menghubungi Jung Woo karena Soo Yeon bilang padanya
akan menemui Jung Woo. Eun Joo menyembunyikan buku harian Soo Yeon dan
bilang kalau ia tak tahu nomor Jung Woo padahal di dalam buku itu ada
nomor ponsel Jung Woo.
Eun Joo berkata bukankah ayahnya mengatakan kalau dia akan menemukan Soo
Yeon jadi tunggu saja.
Ibu sangat yakin kalau Soo Yeon sedang bersama Jung Woo. Ia menilai
putrinya sudah gila karena pemuda itu. Ibu melihat makanan yang ada di
meja, ia tambah kesal tak tahu harus diapakan makanan yang banyak itu.
Ibu mendesah kalau suami dan anakanya benar-benar membuatnya lelah.
Detektif Kim dan beberapa rekannya sampai di gudang tempat penyekapan
Jung Woo dan Soo Yeon yang terbakar. Mobil pemadam kebakaran telah
dikerahkan.
Detektif Kim memeriksa bagian dalam gudang terutama barang-barang yang
sengaja di bakar. Teman Detektif Kim yang diam saja merasa kalau
penjahatnya sudah melarikan diri.
Detektif Kim melihat sesuatu di bawah sana yang tertindih drum. Jepit
jemuran milik Soo Yeon, ia memungutnya. Ada bagian dijepit itu yang
meleleh karena kobaran api, tapi bentuknya masih terlihat jelas.
Detektif Kim ingat kalau ia pernah mengambil jepit itu dari rambut Soo
Yeon kemarin. Ia pun mengambil kesimpulan kalau Soo Yeon tadi berada
disini.
Temannya tanya apa yang Detektif Kim temukan. Detektif Kim berkata kalau
mereka harus segera memasang police line dan menyelidiki tempat ini. Ia
bertanya kapan para penyelidik akan datang. Temannya tanya kenapa.
Detektif Kim mengatakan kalau ia menemaukan sebuah jepit jemuran dan itu
milik anaknya. Ia meminta temannya untuk mendukung penyelidikannya.
Tapi temannya mencibir kalau ia juga memiliki benda itu lebih dari dua
puluh buah di rumahnya.
Detektif Kim kesal ia mengatakan kalau seseorang sudah hilang. Kalau
mereka membuang waktu hidup orang itu kemungkinan akan terancam.
Temannya tahu kalau Detektif Kim ingin mencari anak itu tapi ia menilai
kalau Detektif Kim ini terlalu berlebihan di daerah hukum orang lain.
Lebih baik membuat laporan anak hilang dan serahkan berkasnya dan ikuti
prosedur seperti biasa.
Detektif Kim melihat sekeliling lokasi untuk mencari sesuatu yang bisa
dijadikan sebagai petunjuk. Ia menyusuri jalanan dan menemukan jejak
kaki. Jejak kaki Jung Woo ketika kabur. Ia juga mengamati pagar yang
tadi Jung Woo gunakan untuk memanjat.
Han Tae Joon membanting putranya hingga jatuh kesakitan di kamar. Hwang
Mi Ran mencoba membantu Jung Woo. Han Tae Joon marah karena Jung Woo
membiarkan diri Jung Woo diculik. Ia juga memarahi putranya karena
menghubungi polisi.
Hwang Mi Ran membela uacapan suaminya dan bertanya kenapa Jung Woo
melakukan itu, “Apa kau tak tahu kalau ayahmu pernah dipenjara? Kalau
dia berani melibatkan diri dalam masalah seperti ini, kali ini dia tak
akan bisa lolos. Ini akan menjadi akhir keluarga kita.”
Jung Woo mengeraskan suaranya berkata kalau itu tak ia lakukan Soo Yeon
bisa mati karena dirinya. Dengan tubuh penuh luka Jung Woo memohon pada
ayahnya kalau mereka harus segera menemukan Soo Yeon. Ia mengatakan
kalau Soo Yeon mencoba menyelamatkannya, “Dia mencoba
menyelamatkanku.....” Jung Woo tak sanggup melanjutkan ucapannya.
“Menyelamatkanmu?” Han Tae Joon membentak, “Dan kau melarikan diri
meninggalkan anak itu?” Jung Woo mengaku salah, itu karena ia takut.
Saat itu ia tak bisa berfikir jernih.
Han Tae Joon : “Kalau terjadi sesuatu maka kau yang sudah membunuhnya.”
Jung Woo lemas mendengar ayahnya bicara seperti itu. Han Tae Joon
menyuruh istrinya menghubungi dokter Kim untuk merawat Jung Woo dan
pastikan Jung Woo tak keluar dari kamar tanpa seizinnya.
Han Tae Joon akan pergi tapi Jung Woo memohon kalau ia akan melakukan
apapun yang ayahnya inginkan. Apa ayahnya ini mau mencari Soo Yeon
karena ia percaya ayahnya mampu melakukan itu. Ia memohon ayahnya
berjanji padanya.
Han Tae Joon menepis tangan putranya, ia mengatakan kalau ia yang
menumukan Jung Woo jadi ia harap Jung Woo jangan pernah melibatkan
polisi lagi.
Hwang Mi Ran akan menyusul suaminya, tapi Jung Woo menahan tangan ibu
tirinya. Ia memohon agar ibu tirinya ini berada di sisinya, untuk
mendukungnya. Tapi Hwang Mi Ran bertanya untuk apa dia melakukannya
bukankah Jung Woo sudah mengabaikan kata-katanya.
“Kalau kau kembali ke Amerika hal ini tak akan terjadi.” Mi Ran
memperingatkan Jung Woo jangan pernah bertingkah di depannya lagi mulai
dari sekarang.
Jung Woo hanya bisa menunduk menangis atas apa yang baru saja ia dan Soo
Yeon alami. Ia menangis untuk meluapkan semua emosinya, ia mulai
menyalahkan dirinya kenapa ini bisa terjadi.
Hari mulai terang Detektif Kim menyusuri jalanan yang ditutupi oleh
salju. Ia berusaha mencari sesuatu yang bisa ia jadikan petunjuk.
Detektif Kim pun menemukan sesuatu. Noda darah disalah satu daun yang
tertutup salju.
Ia mencoba mencari petunjuk lain dan ia pun menemukan hal yang
mengagetkannya, sebuah sepatu. Sepatu sebelah kiri milik Soo Yeon. Ia
mengambilnya dan menebak kalau Soo Yeon semalam melalui jalan ini.
Terlihat kilasan balik kejadian semalam, Detektif Kim melihat bayangan
dimana Soo Yeon berjalan tertatih menyusuri jalanan yang dingin dengan
tubuh penuh luka. Detektif Kim mengikuti arah jalur Soo Yeon berjalan.
Hari kembali terang, Detektif Kim sampai di jalan besar. Ia melihat
sekeliling dan menemukan tanah bekas jejak seseorang dan noda darah.
Detektif Kim menangis meyakini kalau Soo Yeon semalam berada di jalan
ini, tapi kemana gadis ini.
Detektif Kim kembali ke rumah Jung Woo. Ia menggedor pagar rumah Jung
Woo keras keras. Direktur Nam keluar menanyakan keperluan Detektif Kim.
Detektif Kim menunjukan tanda pengenalnya, Ia beralasan kalau tadi pagi
Jung Woo menghubunginya, bukankah Jung Woo ada di dalam.
Detektif Kim akan masuk tapi Direktur Nam menghalangi. Ia mengatakan
kalau ketika Jung Woo menghilang ia yang membawa Jung Woo pulang jadi
ada masalah apa Detektif Kim akan menemui Jung Woo.
Detektif Kim mengatakan kalau anaknya dan Jung Woo janjian bertemu lalu
keduanya menghilang, jadi ia harus bertemu Jung Woo. Direktur Nam tak
membolehkan Detektif Kim menemui Jung Woo kecuali membawa surat
perintah. Ia mengancam kalau Detektif Kim membuat keributan lagi ia akan
menghubungi polisi (lha kan polisinya detektif Kim sendiri)
Anak buah Han Tae Joon menyeret Detektif Kim pergi tapi Detektif Kim
harus bertemu dengan Jung Woo untuk menanyakan sesuatu. Ia meronta
meminta dilepaskan, ia ingin menanyakan beberapa hal pada Jung Woo.
Detektif Kim menyuruh juniornya mengambilkan beberapa foto mobil yang
tengah diselidiki pihak kepolisian. Juniornya bertanya apa anak yang
hilang itu putri Lee Tae Soo. Iia heran kenapa seniornya melakukan ini.
Detektif Kim tak menjawab ia malah bertanya apa juniornya ini sudah
memeriksa semua kamera lalu lintas di sekitar gudang.
Detektif Kim menemukan mobil itu, mobil yang sama dengan mobil yang
terparkir di depan rumah Jung Woo, mobil dengan nomor plat Seoul 3824.
Detektif Kim berkata kalau orang yang di dalam gambar adalah orang yang
dicari. Ia meminta juniornya memperbesar gambar karena wajahnya tak bisa
dikenali. Tapi juniornya menolak ia tak mau dilibatkan.
Detektif Kim tetap menyuruh juniornya untuk mencari mobil ini dan kirim
ke tim investigasi. Detektif Kim menyerahkan sepatu sebelah milik Soo
Yeon.
Juniornya kesal dan berkata kalau mereka bisa dipecat karena melakukan
hal ini. Detektif Kim juga kesal apa juniornya ini menjadi detektif
hanya untuk mendapatkan uang. Kita semua bertanggung jawab kepada Soo
Yeon, ia menyuruh juniornya cepat pergi jangan membuang waktu.
Atasan Detektif Kim datang, keduanya langsung menyembunyikan barang
bukti agar tak terlihat atasan mereka. Atasannya bettanya apa Detektif
Him pergi ke rumah presdir Han Tae Joon. Ia memarahi detektif Kim, “Apa
kau tahu tempat seperti apa itu? Kenapa kau membuat keributan disana?”
Detektif Kim heran apa ke rumahnya juga tak boleh. Atasannya marah
karena Detektif Kim menjawab omongannya dan akibatnya detektif Kim
mendapatkan tendangan tepat mengenai kakinya.
Atasannya berkata ia mendengar kalau putri Lee Tae Soo tinggal bersama
Detektif Kim, “Apa kau ingin menghancurkan hidupku?” Detektif Kim
melihat juniornya masih berdiri disana. Ia menyuruh juniornya cepat
pergi.
Atasannya berkata apa Detektif Kim tahu kalau ada reporter yang mencoba
mencari bukti bahwa tuduhan terhadap Lee Tae Soo itu salah. Ia
memperingatkan kalau Detektif Kim membuat keributan tentang gadis yang
menghilang, apa detektif Kim kira hanya ia saja yang mendapat masalah.
Pak Komisaris juga akan sangat marah dan mereka semua akan mendapatkan
masalah juga.
Atasan Detektif Kim meminta tanda pengenal dan mengatakan kalau Detektif
Kim mulai hari ini diskorsing. Detektif Kim meyakinkan kalau hal ini
bukan tentang kasus Lee Tae Soo. Ia hanya mencoba menemukan putrinya,
Soo Yeon. Atasannya mengancam kalau Detektif Kim ketahuan melakukan
penyelidikan ilegal maka Detektf Kim akan mendapatkan masalah.
Detektif Kim menerima telepon dari Eun Joo, ia terkejut dan segera
pulang.
Di rumah Eun Joo mencoba menghalangi Ibu Soo Yeon yang ingin mencari
sendiri putrinya. Eun Joo mengatakan kalau ayahnya sedang mencari
keberadaan Soo Yeon. Tapi ibu tak percaya pada Detektif Kim, kalau
mereka belum mendengar kabar itu artinya sudah terjadi sesuatu pada Soo
Yeon.
Detektif Kim sampai di depan rumah. Ibu bertanya apa Detektif Kim tahu
alamat keluarga korban pembunuhan ayah Soo Yeon (ibu mengira Soo Yeon
diculik oleh keluraga korban pembunuhan yang telah lalu)
Eun Joo kaget, “Pembunuhan? Siapa yang membunuh?”
Detektif Kim meminta ibu Soo Yeon masuk tapi ibu tak mau. Ibu bertanya
apa Detektif Kim ingin melihat putrinya mati. Ibu memohon Detektif Kim
bicara dengan keluarga korban, katakan pada mereka kalau ayah Soo Yeon
bukan pembunuh. “Katakan kalau kau salah tangkap dan kau tahu siapa
pembunuh sebenarnya,”
Eun Joo makin bingung dan minta penjelasan ayahnya. Detektif Kim tak
tahu harus menjelaskannya dari mana. Ia mengatakan pada ibu Soo Yeon
kalau ini bukan tentang keluarga korban, tapi Ibu yakin pasti mereka
karena mereka bertanya padanya kenapa putrinya masih hidup disaat anak
mereka mati. Bukankah pada saat itu Detektif Kim mendengarnya.
Ibu menangis khawatir, Detektif Kim meyakinkan kalau tak terjadi apa-apa
pada Soo Yeon, percaya padanya sekali ini saja. Ia berjanji akan
menemukan Soo Yeon. Ibu menangisi nasib putrinya yang malang.
Eun Joo tak mengerti apa yang ayahnya dan ibu Soo Yeon bicarakan,
bukankah ayahnya bilang kalau ayah Soo Yeon juga seorang detektif.
Eun Joo mencoba mencari tahu. ia mencarinya diantara buku-buku soo yeon.
Eun Joo kembali mengambil buku harian Soo Yeon. Detektif masuk ke kamar
dimana Eun Joo tengah mencari tahu. Detektif Kim berjanji kalau ia akan
mengatakan semuanya pada Eun Joo. Tapi Eun Joo tak mau mendengarnya.
Eun Joo tak mengerti bagaimana seorang Detektif seperti ayahnya bisa
berbohong seperti seorang pengecut, bukankah ayahnya pernah bilang lebih
baik mati daripada menjadi seorang pengecut.
Eun Joo tanya apa Soo Yeon tahu tentang ini, apa Soo Yeon tahu kalau
ayahnya bukan seorang pembunuh. Detektif Kim diam tak menjawab. Eun Joo
menangis mengatakan kalau ayahnya jahat, ia memukul-mukul ayahnya.
“Bukankah ayah menangkap orang jahat seharusnya ayah tak menjadi orang
jahat juga. Ayah bilang padaku jangan berbohong tapi kenapa ayah
berbohong?”
Eun Joo menangis. Siapa yang bisa ia percaya sekarang.
Detektif Kim minta maaf apa yang ia lakukan memang salah. Eun Joo
bertanya bagaimana kalau Soo Yeon pergi setelah dia tahu tentang hal
ini. Detektif Kim bilang kalau ini bukan karena masalah itu.
Eun Joo tak mengerti apa maksud ayahnya bukan karena masalah itu. Eun
Joo berkata kalau Jung Woo juga tak menjawab teleponnya, ia yakin kalau
mereka berdua sedang bersama. Detektif kim bekata mereka tak bersama
karena Jung Woo sekarang berada di rumahnya sendiri.
Eun Joo heran lalu kenapa dia tak menjawab teleponnya kalau dia berada
di rumah. Apa ayah bertemu dengannya, apa yang Han Jung Woo katakan.
Detektif Kim tak menjawab.
Jung Woo bermimpi, mimpi yang tak tenang. Berulang kali ia menggumamkan nama Soo Yeon.
Terbayang dalam mimpinya Soo Yeon yang tak berdaya dipaksa untuk
menuruti nafsu si penculik. Terngiang ucapan Soo Yeon kalau dia datang
untuk menyelamatkan Jung Woo tapi Jung Woo malah meninggalkan Soo Yeon
yang tak berdaya.
Terlihat dalam mimpinya, ia kembali ke gudang penyekapan, tapi Soo Yeon
sudah tak ada.
Jung Woo membuka mata dan langsung bangun. Ia merasakan sakit di
dadanya. Jung Woo mencabut selang infus yang menancap di lengannya. Ia
keluar kamar.
Jung Woo menuruni tangga sambil terus meneriakan nama Soo Yeon. Ia
bertanya pada bibi pembantu dimana Soo Yeon. Bibi pembantu jelas
bingung. Mi Ran bertanya kenapa Jung Woo begini, apa Jung Woo sudah
gila. Jung Woo membuka pintu ruang kerja ayahnya. Di ruangan itu ayahnya
tengah berdiskusi dengan Direktur Nam.
Jung Woo bertanya pada ayahnya dimana Soo Yeon. Han Tae Joon marah
melihat tingkah putranya. Jung Woo berkata bukankah ayahnya sudah
berjanji akan mencari Soo Yeon. Dimana Soo Yeon. Air mata Jung Woo terus
mengalir.
Jung Woo meninggikan suaranya, “Bukankah ayah akan membawanya pulang. Dimana Soo Yeon? Dimana?”
Han Tae Joon menggenggam kedua bahu Jung Woo meminta Jung Woo sadar.
Jung Woo masih meninggikan suaranya, bukankah ayahnya sudah berjanji,
dimana Soo Yeon. tangis Jung Woo semakin keras.
Hwang Mi Ran terus bertanya kenapa dengan Jung Woo. Han Tae Joon
menyuruh istrinya memanggil dokter Kim, sementara ia terus memegangi
Jung Woo yang menangis meronta.
Jung Woo melepaskan diri dari pegangan ayahnya hingga membuat ayahnya
tersungkur ke meja dan di meja bisa kita lihat barang bukti berupa
ponsel Jung Woo yang dimasukan ke plastik.
Jung Woo terus menangis bertanya dimana Soo Yeon. Bukakah ayah berjanji
akan membawanya pulang. Jung Woo terus menangis bertanya dimana Soo
Yeon...dimana Soo Yeon.
To Be Continued~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar